1. Meniti sebuah karier di kota Perantauan seakan-akan tak akan kembali ke kota asal
Hei kamu, sudah berapa tahun merantau di kota lain? Sepertinya sudah nyaman ya disana sampai-sampai ingin menetap disana saja.
Bahkan dalam meniti karier pun kamu ingin tinggal di kota tersebut, seakan akan kota itu menjadi rumah keduamu.
Ingat lho, ada yang menanti di sana. Mereka yang selalu mendoakan mu dan selalu mengharapkan dirimu kembali lagi.
2. Eh, Ibukota ternyata lebih menggiurkan nih.
Beberapa bulan bekerja di kota rantau pertama, ternyata ibukota terasa lebih menggiurkan. Banyak kemudahan disana karena semua sudah tersedia disini dan banyak sekali tantangan yang membuat mu merasa ingin mengambilnya. Akhirnya terjadilah migrasi ke ibukota yang sudah semakin sempit dan makin sempit.
Terasa sekali di awal-awal berencana untuk menetap di sekitar ibukota untuk meniti karier yang lebih baik. Memulai di perusahaan A dan setelah terasa cukup, kamu mencoba di perusahaan B untuk mencari tantangan lebih. Mungkin ada beberapa perusahaan memang yang kamu impikan untuk bekerja disana, tetapi belum ada panggilan kesana.
Sampai akhirnya tak terasa sudah lebih dari 3 tahun di ibukota. Dan sekali lagi, ingatkah kamu dengan mereka yang selalu mendoakan mu dan mengharapkan mu kembali?
3. Muncul rasa enggan meninggalkan ibukota yang sudah jadi zona nyaman
Seperti saat menjalani kehidupan di kota rantauan pertama, kota yang asing bagimu lama kelamaan menjadi kota yang nyaman bagimu. Begitu pula ibu kota yang dengan pesonanya mampu menarik dirimu untuk tinggal di kota ini selama beberapa lama. Dan, seperti kota rantauan pertama, kamu sudah nyaman dengan ibu kota tersebut dan enggan sekali untuk meninggalkan nya.
Padahal ada mereka yang selalu mendoakan mu dan berharap kamu kembali. Ingatkah kamu? Mereka sudah lemah dan perlu perhatian darimu?
4. Tak lama , Tuhan sedikit memberimu peringatan untuk tidak lupa kepada mereka
Entah kebetulan atau tidak, tiba-tiba muncul sebuah pesan dari orang saudara kandung mu yang isinya "Bapak sakit, segera pulang". Seperti petir di siang bolong, rasanya waktu akan berjalan sangat lama dan konsentrasi mu sedikit kacau akibat kabar tersebut. Sudah terlalu nyaman dengan kondisi inilah sampai kadang kamu lupa dengan mereka yang selalu mendoakan dan mengharapkan kamu kembali. Yakni Ayah dan Ibumu.
Seperti sebuah peringatan dari Tuhan yang mengharuskan mu angkat kaki sementara dari zona nyaman mu. Untuk memastikan keadaan dari orang tua mu secara langsung.
5. Dan, akhirnya mereka membutuhkan perhatianmu, sama seperti saat kamu butuh perhatian mereka saat masih kecil
akhirnya, kamu sebagai anak akan memaksa dirimu untuk lebih dekat dengan orang tua. Menunda sementara impian-impian besar yang telah kamu rancang sedemikan rupa.
Banyak orang berkata, "Seorang anak yang menjaga orang tua nya akan lebih mulia dan manfaatnya akan lebih besar". Dan kamu akan lebih memegang prinsip tersebut daripada harus meninggalkan mereka berdua jauh darimu. Mereka yang sudah menjaga mu dari kecil dan sekarang giliran mu menjaga mereka.
Sibukkah kamu dengan Karier dan Impian mu?
read more
0 comments:
Post a Comment