Sosok orang tua, mereka adalah sosok yang mengerti dan merasakan keadaan kita dari awal Ibu mengandung hingga dirimu dibesarkan didikan kasih sayang seorang Ayah. Namun taukah perasaan mereka yang ingin disampaikan? Entah karena sungkan karena kita sudah dewasa ataupun mereka ingin terlihat kuat dari luar namun tidak dengan hatinya. Semoga kita mengerti isi hati mereka.
" Anakku…
Ketika Aku semakin tua, Aku berharap Kamu memahami dan memiliki kesabaran untuk ku. "
Suatu saat Aku memecahkan piring atau menumpahkan sup diatas meja, karena penglihatanku berkurang. Aku harap Kamu tidak memarahiku.
" Orang Tua itu sensitif, selalu merasa bersalah saat Kamu berteriak. "
Ketika pendengaranku semakin memburuk dan Aku tidak bisa mendengar apa yang Kamu katakan, Aku harap Kamu tidak memanggilku “Tuli”. Mohon ulangi yang Kamu katakan atau menuliskannya.
" Maaf Anakku.. Aku semakin tua.. "
Ketika lututku mulai lemah, Aku harap Kamu memiliki kesabaran untuk membantuku bangun. Seperti bagaimana Aku selalu membantu Kamu saat Kamu masih kecil, untuk belajar berjalan.
" Aku mohon jangan bosan denganku.. "
Ketika Aku terus mengulangi apa yang ku katakan seperti kaset rusak, Aku harap Kamu terus mendengarkanku. Tolong jangan mengejekku atau bosan mendengarkanku. Apakan Kamu ingat ketika Kamu masih kecil dan kamu ingin sebuah balon? Kamu mengulangi apa yang Kamu mau berulang-ulang sampai Kamu mendapatkan apa yang Kamu inginkan.
" Maafkan juga bauku yang tercium seperti orang yang sudah tua.. "
Aku mohon jangan memaksaku untuk mandi karena tubuhku lemah. Orang tua mudah sakit karena mereka rentan terhafap dingin. Aku harap diriku tak terlihat kotor bagimu. Apakah Kamu ingat ketika Kamu masih kecil? Aku selalu mengjar-ngejar Kamu karena Kamu tidak ingin mandi.
Aku harap Kamu bisa bersabar denganku, ketika Aku selalu rewel. Ini semua bagian dari menjadi tua. Kamu akan mengerti ketika Kamu tua. Dan jika Kamu memiliki waktu luang, Aku harap Kita bisa berbicara bahkan unutk beberapa menit.
Aku selalu sendiri sepanjang waktu dan tidak memiliki seseorang pun untuk diajak bicara. Aku tahu Kamu sibuk dengan pekerjaan. Bahkan jika Kamu tidak tertarik pada ceritaku, Aku mohon berikan Aku waktu untuk bersamamu.
Apakah Kamu ingat ketika Kamu masih kecil? Aku selalu mendengarkan apapun yang Kamu ceritakan tentang mainanmu.
" Ketika saatnya tiba dan Aku hanya bisa berbaring dalam keadaan sakit dan sakit… "
Aku harap Kamu memiliki kesabaran untuk merawatku. Maaf, kalau Aku sengaja mengompol atau berantakan. Aku harap Kamu memiliki kesabaran untuk merawatku, selama beberapa saat terakhir dalam hidupku. Aku mungkin tidak akan bertahan lebih lama.
" Ketika waktu kematianku datang.. "
Aku harap Kamu memegang tangankudan memberikanku kekuatan untuk menghadapi kematian. Dan jangan khawatir, ketika Aku bertemu dengan Sang Pencipta, Aku akan berbisik kepada-Nya untuk selalu memberikan berkah kepadamu. Karena Kamu mencintai Ibu dan Ayahmu.
" Terima kasih atas perhatianmu nak… Kami mencintaimu.. "
Dari Kami,
Dengan kasih sayang yang berlimpah
IBU dan AYAH
Ibu, engkaulah yang pertama kali yang kulihat ketika hadir di dunia, tanpamu aku bukanlah siapa-siapa. Terima kasih ibu untuk semua yang engkau lakukan untukku. Kasih dan sayangmu akan ku kenang selalu. Hormat dan baktiku untuk ibuku. – AniYudhoyono –
Sepucuk Surat Terbuka Dari Hati Kecil Seseorang yang Engkau Sebut Orang Tua
read more
0 comments:
Post a Comment