Semilir angin yang sejuk ku hirup setiap pagi membangunkan ku dari alam mimpi semalam. Mengingatkan setiap detik perjalanan hidup ini sungguh berharga, se-berharga harga diri sendiri. Tentu saja untuk kali ini aku sangat menghargai diri ku sendiri lebih memikirkan kemauan diri sendiri ketimbang urusan orang lain yang kasat mata.
Memang kita hidup sebagai makhluk sosial yang tak bisa hidup sendiri dan masih membutuhkan orang lain, hanya saja sekarang aku tidak terlalu mengutamakan orang lain lagi karena suatu peristiwa terjadi dahulu.
Dari pengalaman hidup sebelumnya, aku lebih bisa belajar untuk memporsikan setiap urusan pribadi maupun orang lain. Yang sebagaimana sudah terjadi pada masa laluku yang sungguh menyedihkan.
Sedikit cerita, dulu aku sering melalaikan urusanku demi orang lain dan suatu ketika aku tahu ternyata kebaikanku di salah-gunakan oleh oknum tertentu yang membuatku jatuh terhempas seketika itu juga dan membuatku terlihat seperti orang-orangan sawah.
Terdiam pada masa itu, betapa bodohnya aku kalau berpikir untuk flashback di masa itu. Masa yang selalu mengingatkan aku untuk tidak menengok ke belakang lagi dan cepat-cepat ingin menutup semuanya di sebuah kotak terkunci, berharap tidak ada kunci yang cocok untuk membukanya kembali. Berhasil mengajarkanku apa itu arti hidup yang sebenarnya, hidup yang tak berjalan mulus mengalir dan tidak seindah pada masa anak-anak saat itu. Peristiwa hidup sangat sulit untuk ditebak, karena itu semua mulus terjadi spontan tanpa ada bentuk kesengajaan dan skenario ceritanya.
Jika aku bisa membuat skenario cerita hidupku sendiri, mungkin yang kuterima dari sekian banyak warna hanya saja satu warna kebahagiaan saja dan tidak mengenal sekian banyak warna lain. Aku bukanlah seorang sutradara yang dengan gampang membuat dan menghapus skenario, aku hanya seorang wanita yang sedang memaknai sebuah skenario dari Sang Pencipta.
Tersadar kini, aku sudah mencapai level lumayan tinggi dalam pembagian peranku dalam skenario cerita kehidupanku dari rasa kesedihan hingga kini rasa kebahagiaan yang sudah hampir nampak terlukis nyata dan bukan lagi bayangan semu. Aku merasa sudah berjalan cukup jauh untuk meninggalkan seberkas kisah masalaluku.
Memulai sesuatu yang baru sebenarnya sedikit sulit dilakukan, pernah ku berdiri tegak di garis start tanpa ada gerakan sedikitpun merasa seperti sebuah tiang yang berdiri dibawah teriknya matahari tanpa adanya pergerakan move ke tempat lain. Namun sekarang aku memutuskan melanjutkan perjalanan dengan berlari ke garis finish untuk menemukan kebahagiaan yang sedang menantiku disana.
Salatiga, 16 Juli 2016
By: Noviolita Dr
Hidupku yang Dulu Hanyalah Sebuah Bayang Semu
read more
0 comments:
Post a Comment