Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Itu adalah sebuah takdir yang tidak bisa dibelokkan, dibengkokkan, atau semacamnya. Ia sudah paten, dan tidak laten. Dan itu adalah sebuah kenikmatan yang tiada duanya di dunia. Seperti dalam Al-Qur'an; Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Maka sekali lagi yang harus ditekankan sebelum masuk lebih dalam ialah, nikmatilah anugerah itu, selagi hidung masih bisa menghidu rasa yang ada dan pernah ada.
Oh wanita, jangan pernah kecewa juga kecele, bila ada orang yang berkata, wanita yang mengikuti lomba kecantikan itulah yang cantik, sedangkan mereka (wanita) yang tidak mengikutinya dianggap tidak cantik. Pernyataan itu salah besar, dan benar-benar tidak benar. Jangan terlalu menghiraukan bila mendengar ataupun melihat kata-kata tersebut. Santai dan rileks saja. Kenapa mesti santai dan rileks saja menanggapi logika bodoh seperti itu?
Sudah dijelaskan 'kan di awal tadi, bahwa manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Dan oleh karena itu, sudah menjadi pembenaran bahwa tiap wanita itu cantik. Yakinlah, bahwa Tuhan menciptakan wanita dengan banyak alasan dan tujuan, yang tidak akan pernah diketahui oleh wanita itu sendiri.
Kecantikan tidak diukur dari parasmu, wanita. Memang benar, wajah cantik bisa membuat pria jatuh hati, bahkan jatuh cinta padamu, wanita. Tapi tidak selamanya kebenaran itu benar, wanita. Ada hal yang lebih daripada sekadar paras yang punya ruas terbatas. Pria, akan setia berada di sisi kamu apabila kamu punya kepribadian yang cantik. Kepribadian itu punya ruas yang tidak terbatas, bahkan hingga wajahmu mengeriputpun tidak jadi persoalan bagi sebuah kepribadian. Kepribadian cantik memang seharusnya hadir pada tiap wanita. Karena wanita adalah makhluk lembut, tapi tidak melulu lemah.
Berbicara cantik, jadi teringat akan satu hal. Dalam kata "cantik", hadir pula kata "antik". Jadi apa korelasi antara cantik dan antik? Sederhana, bahwa cantik itu mahal, selayaknya benda antik. Karena cantik itu mahal, maka sudah pasti tidak murah, 'kan? Kalau demikian adanya, maka cantik juga tidak gampangan, 'kan? Dan dengan demikian, cantik juga tidak mengumbar-umbar hingga menjadi hambar, 'kan? Kalau pertanyaan tadi di-iya-kan, maka akan diakhiri dengan sebuah pernyataan, cantik itu bermoral dan beretika. Moral dan etika adalah hal utama, bahkan hukum sekalipun tidak bisa mengalahkannya. Jadilah wanita yang bermoral, bukan amoral. Jadilah wanita yang beretika, tapi tidak sesaat dan seketika. Mungki terlalu sulit untuk dicerna perkataan tadi, iya, wanita? Mudahnya, moral dan etika adalah sebuah rem kehidupan, selayaknya rem pada kendaraan.
Kamu (wanita) memang suka berdandan, dan berlama di depan kaca rias. Menggoreskan tiap benda-benda yang secara ajaib akan membuatmu lebih cantik, begitu kepercayaanmu, 'kan? Kalau begitu kepercayaanmu, maka cuma sebatas saja, dan akan hilang setelah benda-benda ajaibmu habis dan minta dibeli kembali. Padahal, guna mendapatkan bibir yang indah dan mempesona tidak mutlak dengan sebuah gincu, sekalipun dengan harga yang mahal.
Bibir indah dan mempesona akan kamu dapatkan tatkala kamu melisankan kata-kata yang ramah tamah, sopan santun, serta menyejukan hati. Begitupun dengan mata. Tidak melulu mata indah itu dengan softlens yang warnanya mencolok mata pria. Mata kamu indah, ketika kamu mencari kebaikan tiap kali berjumpa dengan orang. Dan tidak mesti banyak pose depan kaca untuk mendapatkan gerak tubuh indah bak seorang model ternama di dunia. Cukup berjalanlah berlandaskan ilmu pengetahuan. Ketika kamu melakukan hal-hal demikian adanya, percayalah, pria manapun tidak akan tega melihat kamu sendirian dalam hidup.
Menutup cerita kecantikan kamu, wanita, bahwa pakaian mahal bukan menjadi tolak ukur sebuah kecantikan. Begitupun dengan bentuk tubuh, sekalipun bak biola Spanyol, itu juga bukan merupakan landasan untuk cantik. Cantik, itu hadir dari mata. Dari mata lah, wanita seolah menjadi gerbang untuk pria memasuki hatinya. Seperti kata orang bijak bilang, dari mata turun ke hati. Cantik, itu hadir pula dari halus jiwanya, bukan halus wajahnya. Jiwa yang halus akan memberikan kasih yang penuh dan tulus, kepada cinta sejatinya.
Terakhir dan patut diingat adalah, dunia kamu tidak akan berakhir hanya karena kamu dibilang tidak cantik. Yang mengakhirinya adalah jika kamu terlalu asyik mendengar perkataan tersebut, hingga menghina diri sendiri, yang padahal, sudah dijelaskan pada awal paragraf tadi, bahwa manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Nikmati itu, wanita.
Wanita, Duniamu Takkan Berakhir Hanya Karena Mereka Bilang Kamu Tidak Cantik
read more
0 comments:
Post a Comment